Sikap Saya Dalam Menyikapi Beberapa Pendapat yang Berseberangan


Dalam masalah agama dan kesehatan, saya memilih untuk ekstra hati-hati dalam menyebarkan info-info atau postingan2 terkait dengannya. Terutama perkara-perkara yang berkenaan dengan kemaslahatan dan keselamatan jiwa umat manusia. Apalagi saya pribadi, bukanlah orang yang berprofesi sebagai investigator atau jurnalis yang seluruh waktunya bisa dicurahkan untuk memverifikasi setiap berita, info2 dan fatwa2 yang beredar melalui sosial media.

Bagi saya, jika ada dua pendapat yang kontoversi yang berkenaan dengan urusan agama dan kesehatan juga keselamatan jiwa, maka saya memilih satu diantara dua pendapat tersebut yang orang-orang dari kalangan ahli ilmu dan para pakar berjalan diatasnya. Siapakah  mereka? Ya mereka-mereka yang sebatas pengetahuan dan pandangan saya, kredibel di bidangnya. Sebisa mungkin saya tepis pendapat yang mencocoki hawa nafsu saya. Nas’alullah salaamatan walaafiyat. Setelahnya, saya serahkan urusannya kepada Allah. Saya bukan ahli ilmu dan pakar kesehatan yang konsern di bidang tersebut. Itu sebabnya, saya tidak mau bersusah payah menyakinkan dan berdebat kepada setiap orang yang berseberangan dengan pendapat yang saya pilih.  

Prinsip saya, jika saya sudah berusaha sekuat kemampuan dan ilmu yang saya miliki untuk berjalan bersama ahlul ilmi dan para pakar di bidangnya,  ternyata pendapat yang saya pilih keliru dalam pandangan Allah, semoga terbuka pintu maaf dan taubat dari-Nya. Itu sebabnya, saya tidak ingin menyebarkan postingan-postingan yang mencocoki pendapat saya agar diikuti oleh orang lain.

Banyak instrumen yang dimiliki oleh para ahlul ilmi dan pakar di bidangnya dalam menelaah dan menilai  sesuatu. Saya sebagai orang yang bukan pakar di bidang tersebut, tentu harus sadar diri bahwa saya bukanlah orang yang pantas mengkritisi pendapat atau fatwa yg dikeluarkan oleh ahlul ilmi. Kewajiban saya adalah memilih salah satu pendapat diantara pendapat2 yang ada tersebut dan kemudian saya implementasikan dalam diri saya dan keluarga saya. Baru setelahnya bertawakal. Semoga Allah memberikan taufiq bagi kita semua. Aamiin

By Taufiqur Rokhman Posted in Home

Leave a comment